InvestigasiMabes.Com| Pasaman Barat — Demo besar – besaran ke kantor Bupati Pasbar, ratusan warga Kajai, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat yang juga untuk urusan UN merupakan korban gempa bumi, Februari tahun lalu mengeluhkan nasib mereka kepada bupati Pasaman Barat, H Hamsuardi S.Ag. Senin (9/1/2023).
Aksi ini dilakukan dua hari, setelah DPRD Kabupaten Pasaman Barat, menggelar sidang paripurna istimewa, dengan agenda peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Pasaman Barat ke-19 di Aula Kantor Bupati, Simpang Empat.
Menurut sejumlah warga Kajai, saat ini telah 10 bulan bencana gempa berlalu yang mengakibatkan empat warga Kajai meninggal dunia di reruntuhan puing-puing, bangunan, akibat gempa.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh korban gempa Talamau dengan tujuan menagih bantuan dari pemerintah pascagempa.
“Kami ingin kejelasan dari Pemkab Pasaman Barat tentang nasib kami korban gempa yang belum ada bantuan baik bagi rumah rusak ringan, sedang maupun berat di Kecamatan Talamau umumnya,” sebut Mashendy, salah seorang orator pengunjuk rasa, di depan kantor bupati.
Pihaknya juga meminta, agar anggaran bantuan bagi korban segera dicairkan baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten sesuai daftar nama yang telah di SK-kan.
“Tidak berapa waktu lagi, bulan puasa Ramadhan dan ratusan warga masih tidur di tenda darurat,” ungkapnya.
Hanya saja, pada aksi itu Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah serta jajarannya tidak berada di kantor karena sedang melaksanakan rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-19 Pasaman Barat.
“Para pimpinan sedang tugas luar sehingga tidak bisa bertemu dan alangkah baiknya kita bicarakan di kantor Kesbangpol dengan perwakilan,” kata Kepala Kesbangpol Pasaman Barat Devi Irawan.
Setelah menyampaikan email dalam para pengunjuk rasa membubarkan diri untuk melaksanakan salat dzuhur dan akan kembali melanjutkan unjuk rasa pada beberapa waktu ke depan.
Aksi unjuk rasa itu dapat pengawalan dari pihak kepolisian Polres Pasaman Barat, TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja walaupun berjalan dengan aman dan lancar. Unjuk rasa akan di lakukan kembali sampai hak mereka (warga) dapat tersosialisasi.
Sudah hampir setahun lebih dana bantuan gempa dari para donatur dan paguyuban belum di sosialisasikan kepada masrakat korban gempa di Daerah Pasaman tersebut. Tim kami akan selalu memantau keanehan yang terjadi di kabupaten Pasaman/simpang empat, tim media akan segera meminta komfirmasi kepada pihak yang terkait.
Selanjutanya masarakat berharap mendapat bantuan dari pemerintah, sudah hampir setahun mereka hidup dan berada di tenda pengungsian. (Rudal T007/TR32)