Investigasimabes.com | Ponorogo – Bahwa peristiwa mundurnya Kepala sekolah SMP negeri 1 Ponorogo terjadi karena adanya kasus penarikan sumbangan yang viral. Aliansi Anti Korupsi dan Pungli Ponorogo memberikan pernyataan bahwa dugaan kasus tersebut merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip anti korupsi dan pungli.
Menjadi pertanyaan yang besar mengapa sampai mengundurkan diri, apakah ada dugaan problem yang lebih besar di tutupi, begini komentar Ketua Aliansi.
“Baharuddin Ketua Aliansi Anti Korupsi dan Pungli Ponorogo menyatakan bahwa mereka telah melakukan investigasi terhadap dugaan kasus pungutan/sumbangan 1,6 juta Kepala sekolah tersebut, dan menemukan bukti yang cukup kuat untuk mengusulkan/melapor kepada APH. Mereka menegaskan bahwa pungutan liar dalam dunia pendidikan adalah perbuatan yang sangat merugikan dan mencoreng integritas institusi sekolah.”tegasnya.
“Selain itu, Aliansi juga menekankan pentingnya memberantas korupsi dan pungli di semua sektor, termasuk pendidikan. Mereka berkomitmen untuk terus mengawasi dan melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan serta mendesak pemerintah dan lembaga terkait untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap kasus-kasus serupa.”tambahnya.
“Dalam pernyataan mereka, Aliansi Anti Korupsi dan Pungli Ponorogo juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memberikan suap atau pungli kepada siapapun, termasuk dalam lingkungan sekolah. Mereka meminta agar masyarakat menjadi pelapor jika menemukan adanya tindakan pungutan liar atau korupsi, demi terciptanya pendidikan yang adil dan berkualitas,”ujarnya.
“Dengan adanya pernyataan ini, Aliansi Anti Korupsi dan Pungli Ponorogo berharap bahwa peristiwa ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam memberantas korupsi dan pungli di Ponorogo, serta sebagai pengingat bagi semua pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk tetap menjunjung tinggi integritas dan moralitas,”tandasnya.(team red FT2)
