InvestigasiMabes.com|Bojonegoro – Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah melakukan kunjungan kerja ke Modern Rice Milling Plant (MRMP) Bulog, di Desa Kunci, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Rabu (1/3/2023). Kunjungan Bupati Anna hendak menindaklanjuti adanya keluhan petani terkait harga gabah.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Anna menegaskan tiga poin penting. Pertama, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro telah MoU dengan Bulog dalam penyerapan gabah pada November 2022 lalu. Kedua, perencanaan penyerapan gabah sebelum panen raya khususnya terkait harga gabah. Ketiga, BUMDes dan gapoktan bisa direct selling (menjual) langsung kepada Bulog.
“Semalam, saya dapat informasi (harga gabah) di bawah lagi. Akhirnya saya kontak Dinas Pertanian. Ayo kita ke Bulog barangkali sudah ada penyerapan dan bagaimana mekanismenya. Hari ini, beliau menyampaikan Bulog sudah menyerap semenjak Senin dan harganya (Bulog membeli) Rp. 4.800,” ujar Bupati.
Melalui kunjungan kali ini, Bupati Anna berharap Gapoktan dan BUMDes agar lebih baik bisa direct selling dengan Perum Bulog asal kualitasnya sesuai standar. Pemerintah sendiri juga sudah membangun BUMD Bojonegoro Pangan Mandiri. Ke depan, pemerintah harus bisa mengantisipasi saat menjelang musim tanam raya sudah ada penentuan harga.
“Jadi meminta pemerintah untuk membantu petani dalam penyerapan gabah, harus ada perencanaan sebelum panen raya. Kemudian diusahakan memutus mata rantai. Jadi BUMDes maupun Gapoktan langsung pada Bulog. Jika petani ada yang menjual langsung, kita pun senang. Artinya ekosistem perekonomian petani gabah sudah berjalan,” jelas Bupati saat wawancara di lokasi kegiatan.
Sementara itu, Pimpinan Cabang Bulog Sub Divre Bojonegoro Sugeng Hardono menjelaskan, saat ini musim panen untuk wilayah Bojonegoro sekitarnya termasuk Tuban dan Lamongan. Pihaknya pun saat ini sudah mulai melakukan pembelian baik gabah maupun beras. Untuk gabah sesuai dengan ketetapan Badan Pangan Nasional, harga minimal Rp 4.200 dan harga atas Rp 4.650 di penggilingan.
“Kami mencoba harga Rp 4.650 belum ada yang kirim. Akhirnya kami mencoba membeli harga di atasnya dan mulai ada pengiriman. Saat ini sudah mulai teratur gabah kering petani kami beli harga Rp 4.700 hingga Rp. 4.800 bervariasi,” tegasnya.
Pihaknya juga akan bersinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro melalui gapoktan untuk bisa bersama membeli hasil budidaya gapoktan. Saat ini, stok beras ada 2.000 ton dan akan bertambah seiring proses penyerapan yang sedang dilakukan saat ini. Sementara untuk target satu tahun, Bulog menarget penyerapan 30 ribu ton.
Masih pada kesempatan sama, Kepala DKPP Bojonegoro Helmy Elisabeth menjelaskan, sejak awal pihaknya terus bersinergi dengan Bulog sehingga saat panen raya turut menginfokan pada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) agar gapoktan dan poktan bisa langsung suplai ke Bulog.
“Dan Bulog memang membuka kerja sama langsung dengan gapoktan dan poktan,” imbuhnya.
Sebagai gambaran, Helmy menjelaskan, di Februari tercatat luas panen hampir 45 ribu hektar. Kalau disetarakan gabah kering panen (GKP) hampir 270 ribuan ton. Jika disetarakan beras, kurang lebih 165 ribu ton. Jika dianalogikan dengan konsumsi masyarakat Bojonegoro bulan panen pada Februari saja, hasil ini bisa untuk konsumsi 18 bulan. Sebab, dengan jumlah penduduk kurang lebih 1,4 juta jiwa per bulan, mengonsumsi beras sekitar 9.000 hingga 9.300 ton per bulan.
“Ibu Bupati juga menekankan BUMDes bisa langsung kerja sama dengan Bulog, begitu pula gapoktan. Untuk itu Pemkab Bojonegoro hadir untuk membantu poktan dengan sarana prasarana. Salah satunya Combine Harvester. Jika punya sarana itu, maka proses panen cepat dan harapan kami juga dapat memenuhi kualitas untuk suplai ke Bulog,” tuturnya.
(Yanto)