InvestigasiMabes.com | Sulteng – Heboh penemuan mayat bocah 6 tahun di dasar jurang, Desa Kaofe, Kecamatan Kadatua, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Minggu (25/2/2024).
Berdasarkan video berdurasi 23 detik, tampak mayat yang diduga ditumpuk menggunakan batu ditemukan warga setelah dicari selama dua hari.
Lalu, video lainnya memperlihatkan kantung jenazah berwarna orange telah digotong menuju jalan raya yang jaraknya kira-kira mencapai 500 meter.
Selain itu, sepanjang jalan menuju lokasi ditemukannya bocah 6 tahun ini, tumbuhan tumbuh subur serta pijakan yang cukup berbahaya sebab terdapat batu cadas.
Sementara itu, ayah korban M mengatakan sang anak berinisial S yang masih duduk dibangku taman kanak-kanak ini tidak pulang sejak hari Kamis (22/2/2024).
Korban sempat hilang selama tiga hari sebelum akhirnya ditemukan tanpa busana di dasar jurang sedalam lima meter.
“Iya, sudah tidak pulang sejak hari Kamis, tapi saya pikir tidur di rumahnya kakak karena kebiasaannya selalu seperti itu,” jelasnya saat dikonfirmasi, Minggu (25/2/2024).
Kata dia, sang anak yang tinggal bersama ibu angkatnya tersebut memiliki kebiasaan bermalam di rumah pamannya bahkan hingga sepekan lamanya.
“Begitu juga di malam selanjutnya, kita masih berpikir dia masih di rumah kakak,” ujarnya.
Namun, pada Jumat (23/2/2024), keluarga kembali menanyakan pada sang kakak mengenai keberadaan korban.
“Dijawab, tidak ada. Saya tanya kembali ke kakak saya dia ada di rumah atau tidak, ternyata sejak kemarin dia tidak di rumah,” jelasnya.
Keluarga lalu menyimpulkan korban sudah hilang selama dua hari.
Karena khawatir, pihak keluarga memutuskan untuk mencari korban pada hari Sabtu (24/2/2024) seharian. Namun, masih belum ditemukan.
Korban ditemukan setelah pencarian dilakukan kembali pagi tadi. S ditemukan di dasar jurang sedalam lima meter setelah dicari bersama-sama oleh warga sekitar. Korban ditemukan dalam keadaan telungkup dan tanpa busana.
Tubuhnya ditumpuk batu dalam sela batu cadas di bawah jurang sekitar lima meter. Korban kemudian dievakuasi ke Puskesmas Kadatua untuk dilaksanakan visum.
(Andriawan polingay)