InvestigasiMabes.com l Lampung Timur — Ahmad Nurkholik (36) Warga Desa Sumber Marga, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur. Diduga menjadi korban malapraktik di Rumah Sakit Permata Hati Way Jepara.
Korban, Sudah lebih dua bulan harus menahan rasa sakit mengalami di bagian alat vital dan mengeluarkan air seni terus menerus dan terkadang merasakan sakit, yang sangat mirisnya alat vital tidak dapat berfungsi, usai menerima operasi dari pihak rumah sakit Permata Hati.
Tak punya biaya untuk membeli Pampers hingga akhirnya Ahmad Nurkholik pun menggunakan kantong plastik untuk membungkus alat vitalnya yang selalu meneteskan air seni.
Penderitaan Ahmad Nurkholik berawal saat dirinya merasa susah buang air seni (kencing), Pada Sabtu 7 Januari 2023 lalu. Dia lali memeriksakan diri ke Rumah Sakit (RS) Permata Hati yang ada di Way Jepara
”pada saat ketemu sama perawat lalu di operasi untuk pasang selang kencing. Karena tidak memiliki BPJS akhirnya saya tidak dirawat inap tapi membayar biaya pasang selang secara mandiri”Ujarnya saat menceritakan kepada awak media, Kamis (23/03/23).
Selang 14 hari pemasangan , dirinya hendak membuka selang di puskesmas Way Jepara.
“Namun, pihak puskesmas mengatakan tidak bisa. Lalu saya ke RS Permata Hati lagi untuk membuka selang kencing itu” ujarnya lagi.
Saat di RS Permata Hati dirinya ditangani oleh salah satu seorang Dokter bernama Budi.
“Kata Dokter Budi ada kesalahan waktu pemasangan, kalau gak salah pasang atau kebalik selangnya ini bisa dilepas” kata Ahmad menirukan ucapan sang Dokter.
Menurut Ahmad, Dokter saat itu menyalahkan si pemasang selang kencing yang terbalik. Maka harus dilakukan operasi.
“Saya bilang kepada Dokter Budi waktu pemasangan selang juga di Rumah sakit ini” ucap Ahmad.
Akhirnya pihak RS Permata Hati melakukan operasi bedah terhadap pencopotan selang air seni itu.
Setelah operasi kaki dan muka Ahmad mengalami bengkak bahkan sampai tidak bisa jalan.
” Dari sini awal petaka berlangsung, setelah operasi, air kencing saya tidak bisa ditahan bahkan harus saya bungkus pakai plastik” ujar Ahmad sambil menunjukkan bekas luka operasi di perutnya.
Selanjutnya dia dan keluarga mendatangi RS Permata Hati untuk meminta pertanggung jawaban atas kesalahan yang dilakukan oleh perawat dan Dokter.
” Waktu itu dokter bilang akan di selesaikan secara kekeluargaan, namun hingga sekarang tidak ada kabarnya” ungkap nya.
Leny, istri Ahmad mengatakan bahwa dia sudah tidak sanggup membeli pempers lagi, bahkan saat ini sang suami diajak tinggal di rumah orangtuanya di Desa Srirejosari.
” saat ini kondisi suami saya belum berubah , air kencingnya terus keluar sehingga penisnya harus di bungkus menggunakan plastik” ujarnya.
Eni orang tua Ahmad meminta pihak RS Permata Hati bertanggung jawab atas penderitaan anaknya.
Menurut Eni, anaknya sebagai kepala rumah tangga juga harus membiayai kedua anaknya.
“Tapi gimana mau kerja, kalau kondisi seperti ini” kata Eni
Menurut Eni pihak keluarga juga sudah bermusyawarah untuk melaporkan kasus ini ke polres Lampung Timur.
“Kami masih menunggu paman dari Ahmad, biar dia yang urus laporan ke Polisi” jelasnya. (Rusman)