Investigasimabes.com | Jepara — Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan pendidikan pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI), dalam upaya pendekatan peningkatan mutu peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kompetensi sesuai bidangnya.
Irosnisnya, ada dua peserta didik yang merasa diperlakukan semena-mena ditempat PKL, Senin (14/10/2024).
Dilansir dari media, Minggu (13/10), “Siswa SMK di Pakis Aji Jepara Terlantar Saat PKL, Keluarga Tuntut Tanggung Jawab Sekolah”.
Dua siswa tersebut, Edi Prastio asal Desa Mambak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara dan Alpino asal Desa Guyangan, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Diketahui, Edi Prastio memilih untuk merawat Alpino yang sedang sakit. Namun, pada 11 Oktober 2024, sekitar pukul 14.00 WIB, pihak perusahaan melaporkan kepada Deswita selaku wali kelas, bahwa Edi dan Alpino diduga tidak mau bekerja lagi di perusahaan tersebut dan pihak sekolah memutuskan untuk meminta keluarga menjemput kedua siswa tersebut.
Situasi semakin memprihatinkan, akhirnya keluarga Edi dan Alpino menyampaikan hal tersebut ke salah satu perangkat desa Mambak, bahwa anak mereka yang sedang PKL terlantar, tidak ada tindakan dari pihak sekolah untuk memulangkan mereka.
“Anak kami sedang sakit dan butuh perawatan, bukan justru dilaporkan tidak bekerja. Ini adalah tanggung jawab sekolah untuk melindungi dan memperhatikan kondisi siswa saat PKL,” kata Wahyudi.
“Kami berharap ada perhatian dari pihak berwenang agar hak-hak siswa tetap terlindungi dan tidak ada lagi kasus serupa dikemudian hari,” lanjut Wahyudi.
Ditempat terpisah, Angga Anggoro, selaku Ketua Jurusan Agribisnis Ternak (AT) SMKN 1 Pakisaji yang beralamat di Jalan Mambak – Pakisaji Km 04, Suwawal Timur, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kepada media ini menjelaskan, “Sekolah sekarang sudah paling penak dibanding dulu, betul mas, mental anak sekolah sekarang sudah beda dengan dulu. Padahal dari jurusan sudah memberikan bimbingan dan solusi yang terbaik,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, “Ini sebenarnya kesempatan buat anak-anak untuk nanti bisa masuk ke perusahaan itu, perusahaan besar, gaji pun pasti besar,” imbuhnya.
“Terkait yang diberitakan di media itu, wali murid hanya mendengar cerita dari anaknya secara sepihak dan tidak dikonfirmasi ke perusahaan itu, sehingga terjadi misinformasi dengan pihak sekolah.” pungkasnya.
(Arif M).