InvestigasiMabes.Com | Sangihe – Salah satu warga yang tinggal dipesisir pantai mengeluh dengan keadaan talud pemecah ombak, pada setiap musim selatan ombak di wilayah pesisir Mawira cukup keras sehingga tanah dan bangunan rumah warga menjadi sasaran ombak, hal tersebut sangat membahayakan
Dari sekian banyak permasalahan yang terjadi di kabupaten sangihe yang belum teratasi, kini desa mawira terdapat rumah warga dengan kondisi sangat memprihatinkan. Akibat hantaman ombak. Sabtu, (15/04/2023)
Ibu Triposa Nesar selaku masyarakat pesisir yang menjadi korban dari pekerjaan talud yang diduga dikerjakan asal jadi oleh prangkat desa mawira. diketahui Ibu Triposa telah melaporkan kejadian ini kepada pihak pemerintah setempat namun tak dihiraukan.
“Saya sudah melaporkan kejadian ini ke prangkat desa (pemerintah) namun, hal yang saya sampaikan tak kunjung ada respon dari prangkat desa, sementara kami sekeluarga mau tidak mau harus tinggal dengan kondisi rumah yang terbilang membahayakan. Tidak ada pilihan lain”., Ujar Ibu Triposa
Dari hasil pantauan awak media dilapangan terlihat bangunan rumah milik warga yang tinggal dipesisir mengalami kerusakan dibeberapa sisi, dinding bangunan retak-retak (hancur) begitupula tanah-tanah disekitar halaman rumah jiga ikut terseret kelaut.
Dilain sisi keponakan ibu triposa juga menyampaikan keluhan lewat media sosial (facebook) kepada pemerintah desa setempat atas kejadian yang dialami Tantenya yang tinggal dipesisir pantai.
“Selamat malam ibu dan bapak jajaran pemerintah sangihe minta tolong kasiang ini saya pe orangtua pe rumah di desa mawira kecamatan manganitu selatan jadi sasaran amukan air laut karna letak tanggul yang salah, bukan melindungi tapi merusak. Sehingga torang sebagai anak merasa kawatir dengan orang tua, karena keadaan rumah seperti ini (hancur karna ombak) jadi torang minta bagaimana jalan keluar (solusi) yang baik”., Tulis Oktavin dalam medsos.
Warga berharap agar pemerintah desa mawira dapat turun langsung kelapangan dengan meninjau pekerjaan talud pemecah ombak yang cukup merugikan dan mengancam kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir. Sebelum menimbulkan korban jiwa.
Sampai berita ini ditayangkan awak media belum mendapatkan penjelasan dari Pemerintah Desa Mawira, Kecamatan Manganitu Selatan, Kabupaten Sangihe.(Kifli Polapa)