Aktivis Bukan Arena Tinju, Tapi Penjaga Nurani Publik

Foto Redaktur
Aktivis Bukan Arena Tinju, Tapi Penjaga Nurani Publik
Aktivis Bukan Arena Tinju, Tapi Penjaga Nurani Publik

InvestigasiMabes.com | Banyuwangi -Di tengah derasnya persoalan bangsa—mulai dari ketimpangan sosial, dugaan korupsi, hingga kerusakan lingkungan—yang justru menjadi sorotan akhir-akhir ini adalah tontonan menyedihkan: sesama aktivis saling menyerang, saling menjelekkan, bahkan terkesan berlomba mencari panggung demi nama pribadi.

Fenomena ini bukan hanya mencoreng semangat perjuangan, tapi juga melemahkan solidaritas yang selama ini menjadi fondasi utama gerakan rakyat. Aktivis yang seharusnya menjadi penjaga nurani publik dan penggerak perubahan justru terjebak dalam drama personal yang tidak produktif.

Sebagai bagian dari Lembaga Pemberdayaan dan Kreativitas Masyarakat Indonesia (LPKMI), kami memandang penting untuk mengingatkan bahwa aktivisme bukan soal popularitas. Aktivis bukan selebritas. Aktivisme adalah tentang keberpihakan pada kepentingan rakyat, tentang suara-suara kecil yang harus diperjuangkan, bukan tentang ego yang ingin ditonjolkan.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten
Perbedaan pandangan dalam gerakan itu wajar, bahkan sehat. Tapi perbedaan itu seharusnya disikapi dengan dialog, bukan caci maki. Dengan kritik yang membangun, bukan fitnah yang menjatuhkan. Jangan biarkan gerakan rakyat berubah menjadi panggung adu gengsi antarindividu.

Kami mengajak seluruh elemen aktivis, dimanapun berada, untuk kembali pada semangat awal: memperjuangkan keadilan, mengangkat suara yang dibungkam, dan menjaga integritas gerakan. Saat aktivis sibuk bertikai, pihak-pihak yang merugikan rakyat justru tertawa melihat lemahnya barisan perjuangan.

Editor : Redaktur
Bagikan


Berita Terkait
Terkini