Banyuwangi – Tidak banyak kepala sekolah yang juga menjadi pembimbing ibadah haji. Lebih jarang lagi yang melakukannya sambil tetap tampil sederhana, bersahaja, dan penuh cinta. Tapi itulah Zainur Rofik.
" Salah satu jama'ah" Saya pertama kali mengenalnya di Makkah, tahun lalu. Saat itu saya menjadi ketua kloter SUB-58. Zainur masih muda, jauh lebih muda dari saya. Tapi sudah dipercaya menjadi ketua rombongan. Ia menjalankan tugasnya dengan sigap, tenang, dan penuh tanggung jawab.
Yang paling saya ingat darinya bukan sekadar profesionalismenya. Tapi caranya mencintai. Ia berangkat haji bersama istrinya. Sang istri yang lembut dan murah senyum, memanggilnya dengan satu kata yang membuat saya berhenti sejenak setiap kali mendengarnya: Sayyang.
Dalam ratusan pasang jamaah, saya mendengar banyak sapaan. Tapi hanya panggilan itu yang membuat saya berpikir: cinta seperti ini masih ada. Di tengah dunia yang gaduh oleh perceraian dan kehilangan makna, di tanah suci saya disodori pemandangan cinta yang lembut dan menyejukkan.
Editor : Redaktur