InvestigasiMabes.com | Lima Puluh Kota, Sumatera Barat – Ratusan petani gambir di Nagari Koto Lamo, Jorong Tanjung Bungo, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota, kembali mengeluhkan kondisi akses jalan yang sangat memprihatinkan dan menyulitkan mereka dalam membawa hasil pertanian ke pasar. Selama empat tahun terakhir, mereka mengaku hanya mendapat janji-janji tanpa tindakan nyata dari pemerintah setempat.
Anwar Dt Bosa, seorang petani sekaligus tokoh masyarakat yang dipercaya mewakili suara para petani, menyuarakan kekecewaannya terhadap lambannya respon pemerintah. “Sudah empat tahun kami perjuangkan ini. Kami temui pemerintah, kami suarakan aspirasi, tapi yang kami dapat hanya janji manis. Realisasinya? Nol besar,” tegas Anwar.
Menurutnya, akses jalan yang rusak parah tidak hanya menghambat distribusi hasil panen, tetapi juga berdampak besar pada harga jual gambir yang semakin merosot akibat sulitnya pengangkutan. Hal ini, katanya, memperparah kondisi ekonomi petani yang sudah berada di titik rawan.
Kondisi ini menggambarkan betapa jauhnya keberpihakan kebijakan pembangunan terhadap para petani, khususnya di daerah terpencil. Pemerintah pusat dan daerah diharapkan tidak terus-menerus menutup mata terhadap penderitaan petani yang justru menjadi tulang punggung ekonomi desa dan ketahanan pangan bangsa.
Para petani berharap ada tindakan nyata, bukan lagi janji kosong. Infrastruktur jalan yang layak bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan mendasar. Ketika petani ditinggalkan, maka sesungguhnya pemerintah sedang meninggalkan masa depan pangan bangsa ini. (Candra)
Editor : Investigasi Mabes