Hutang yang sedemikian besar (490 M), tidak menjadikan "indikasi" lompatan signifikan (rebound), dengan menciptakan lapangan kerja banyak, seperti janji politik, era periode lalu, yang menyisakan harapan kosong. Ataukah tidak lebih baik Wapres Gibran, diajak ke Tumpang Pitu, melihat kondisi dan kenyataan lapangan merubah tatanan hutan menciptakan kerusakan alam dan pantai, yang juga tidak membawa kemakmuran berarti, malah menciptkan eksodus TKI/TKW yang tinggi dan perceraian penyebab masalah ekonomi yang masif diangka 6000 lebih setahun.
Seharusnya, seorang pemimpin menjadi tokoh sentral yang mengantarkan pejabat negara (pusat), melihat/bertandang untuk mensupport inovasi tingkat dunia, karena pergerakannya pejabat negara sedemikian mahal, namun yang dipamerkan/disajikan hanya remeh- temeh dan dianggap biasa saja, seperti panen tebu sama halnya panen "rumput odot". Seharusnya biaya mahal pergerakan selaras dengan effort/upaya yang ditinjau, dengan skala berbasiskan teknologi dan keilmuwan yang sangat tinggi dan mendunia, bila wapres nya berkunjung, masyarakat Bumi Blambanganpun akan turut mengantar dan sangat bangga untuk menyambutnya karena berbasis keilmuwan. Semoga kedepan jika tamu negara datang bukan lagi disajikan panen tebu, tapi panen tebu dengan batang diameter 0.5 meter hasil riset dan inovasi keunggulan Putra-Putri Blambangan.
Editor : RedakturSumber : Team