“Setiap kali dibakar, asapnya tebal, baunya menusuk hidung. Ini jelas mengganggu pernapasan, terutama bagi anak-anak dan lansia,” ujar seorang warga yang enggan disebut namanya.
Tim media mencoba melakukan klarifikasi dengan mendatangi langsung kantor kepala desa dan camat. Namun keduanya tidak berada di tempat. Saat dikonfirmasi via WhatsApp, Camat Sundari hanya membalas singkat, “Saya keleng desa, Pak,” tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Ia sempat menyatakan bahwa lokasi pembakaran “sudah ditutup”, tetapi faktanya aktivitas tersebut masih terus terjadi hingga saat ini.
Kepala Desa Pendosawalan Hidarwo juga tidak dapat dihubungi secara langsung. Upaya konfirmasi via telepon dan pesan belum mendapat tanggapan.
“Kalau memang tahu pelakunya oknum, harusnya ditindak. Ini malah dibiarkan. Kades dan camat seolah tutup mata,” imbuh warga lainnya.
Editor : Investigasi MabesSumber : Tim